BAB I
PENDAHULUAN
A. REGION
ü Suatu region adalah sebagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu berbeda dari daerah sekitarnya.( Bintarto, 1979)
ü Suatu region adalah suatu wilayah memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang dapat membedakan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya. ( Nursyid, 1988)
ü Suatu region adalah sebagian permukaan bumi yang mempunyai satu atau lebih karakteristik umum.( Greenow L.L., 1995)
ü Suatu region adalah suatu wilayah bumi yang perbatasannya didasarkan pada sekelompok gejala fisik tertentu. ( Arthus Getis, 1981)
ü Suatu region adalah daerah tertentu yang keberadaannya dikenal berdasarkan homogenitas umum, baik atas dasar karakter lahan maupun huniannya.( R.S Platt)
Region adalah suatu wilayah yang memiliki ciri-ciri keseragaman gejala internal (internal uniformity) atau fungsi yang membedakan wilayah ersebut dengan wilayah lain. Ciri-ciri keseragaman tersebut dapat berupa kenampakan sosial maupun kenampakan fisik. Kenampakan sosial antara lain berupa kegiatan perekonomian /mata pencaharian, bentuk pemerintahan, bentuk kebudayaan, atau kenampakan fisik, yang dapat berupa keseragaman iklim, kesamaan topografi (dataran, pegunungan, lembah, dan lain-lain), kesamaan lokasi geografis, dan lain-lain.
B. GEOGRAFI REGIONAL
Geografi Regional merupakan deskripsi yang komprehensif-integratif aspek fisik dengan aspek manusia dalam relasi keruangannya di suatu wilayah. Geografi Regional adalah suatu bagian atau keseluruhan bagian yang didasarkan atas aspek keseluruhan suatu wilayah. Dapat pula dikatakan bahwa Geografi Regional sebagai suatu studi tentang variasi penyebaran gejala dalam ruang pada suatu wilayah teretentu, baik lokal, negara, maupun continental. Pada Geografi Regional, seluruh aspek dan gejala geografi ditinjau dan dideskripsikan secara bertautan dalam hubungan integrasi, interelasi keruangannya. Melalui interpretasi dan analisa geografis regional ini, karakteristik suatu wilayah yang khas dapat ditonjolkan, sehingga perbedaan antar wilayah menjadi kelihatan jelas (Sumaatmadja, 1988). Geografi regional sangat luas, karena seluruh aspek fisiografis dan manusia yang saling berinterelasi, interaksi, dan interdependensi serta persebarannya menjadi perhatiannya. Aspek fisik misalnya bentuk lahan, jenis batuan/tanah, iklim, struktur geologi, dan lain-lain yang berkaitan dengan aspek manusia yang berada di atas atau di sekitarnya, kaitan persebaran sumber daya alam dengan karakteristik penduduk, sistem mata pencaharian, serta aspek-aspek sosial lainnya.
Geografi regional bukanlah salah satu cabang dari geografi manusia ataupun geografi fisik. Tetapi geografi regional merupakan bagian dari geografi yan g bertugas untuk menjelaskan secara komprehensif segala keterkaitan (asosiasi, relasi, interelasi, interakasi, inter- dependensi) unsur fisik dan manusia yang ada pada suatu region tertentu pada waktu tertentu. Asosiasi dan korelasi gejala geografi di permukaan bumi secara dinamik, tidak hanya meliputi proses keruangannya saja, melainkan pula meliputi kronologi berdasarkan urutan waktunya. Dengan demikian, dalam melakukan pendekatan dan analisa berdasarkan kerangka kerja geografi regional tidak hanya memperhatikan faktor ruang, melainkan juga harus memperhatikan waktu sebagai faktor historiknya.
Melalui pendekatan historic seorang ahli geografi akan dapat memperhitungkan atau melakukan pendugaan terhadap kemungkinan perubahan suatu gejala di dalam region. Kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran geografi regional ialah kemampuan mendeskripsikan wilayah(regional discription), pendugaan wilayah (regional forecasting), analisis dan sintesis wilayah dan melakukan evaluasi wilayah (regional evaluation) dengan pendekatan keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah. Hal yang biasanya terjadi, kompetensi yang dicapai hanya sampai pada mendeskripsikan wilayah, sehingga materi geografi regional terkesan berupa kumpulan diskripsi wilayah yang kering dari makna.
BAB II
GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan pengertian Geografi Regional di atas, dapat dinyatakan bahwa Indonesia merupakan suatu region. Nama “Indonesia” untuk kepulauan nusantara pertama kali diperkenalkan oleh JR. Logan pada tahun 1850. Indonesia sebagai bagian dari wilayah di permukaan bumi dian ggap sebagi suatu region berdasarkan kenyataan bahwa antar bagian wialayah Indonesia mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya keamaan iklim, keamaan letak, kesamaan bahasa dan ideology, kesamaan budaya, dan yang paling penting secara hukum antar bagian wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum Negara yang berasal dari wilayah bekas jajahan Hindia Belanda ditambah dua daerah istimewa, Derah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Bila dianalisis lebih lanjut menurut kriteria/konsep ideal sebuah region, wilayah Indonesia bukanlah satu region, tetapi menjadi beberapa region, kecuali apabila kriteria pengklasifikasian region itu dibuat secara makro, misalnya kriteria region berdasarkan iklim matahari, yang membagi dunia menjadi iklim tropik (0 - 23,50 LU/LS), subtropik (23,50LU/LS - 66,50 LU/LS), dan iklim polar (66,50 LU/LS - 900 LU/LS), maka seluruh bagian wilayah Indonesia dapat dinyatakan sebagai suatu region iklim tropic.
Bentuk-bentuk wilayah negara dilihat dari fisiografisnya terdiri dari bentuk kompak (contigous shape) dan tidak kompak (non-contigous shape). Bentuk kompak terdiri dari bentuk membulat dan memanjang (sejajar pantai dan tegak lurus pantai). Bentuk tidak kompak, terdiri dari bentuk fragmental (kepulauan), terpecah (broken shape), tersebar (scattered shape), dan lingkar laut (sircum marine). Region Indonesia merupakan kepulauan (archipelagic state), yang berarti region ini berbentuk tidak kompak (non-contigues shape), tetapi terpisah-pisah oleh perairan. Meski demikian perairan tersebut dalam konsep negara kesatuan tidak menjadi batas pemisah antar wilayah/pulau karena adanya kesamaan/keseragaman tertentu. Sebagai sebuah region yang luas (lebih dari 5 juta km2, dengan luas daratan ± 2.206.833 km2), Indonesia harus mempunyai batas-batas wilayah yang jelas dan dapat membedakan dengan wilayah lain. Batas wilayah diperlukan untuk keperluan pengelolaan, pengawasan dan perlindungan Negara.
B. SEJARAH NAMA INDONESIA
Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa(pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmikimenceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa ("Pulau Emas", diperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan"). Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi(Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia(Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmiNederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalahJIAEA. Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama:Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
"... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilankasaat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV, James Richardson Logan menulis artikel TheEthnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak padadalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia)
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidangetnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel ("Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu") sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiër ("orang Indonesia").
C. PEMBAGIAN WILAYAH INDONESIA
NO
|
LAMBANG
|
NAMA PROVINSI
|
NAMA IBUKOTA PROVINSI
|
1
| |||
2
| |||
3
| |||
4
| |||
5
| |||
6
| |||
7
| |||
8
| |||
9
| |||
10
| |||
11
| |||
12
| |||
13
| |||
14
| |||
15
| |||
16
| |||
17
| |||
18
| |||
19
| |||
20
| |||
21
| |||
22
| |||
23
| |||
24
| |||
25
| |||
26
| |||
27
| |||
28
| |||
29
| |||
30
| |||
31
| |||
32
| |||
33
|
LETAK INDONESIA
Wilayah:
total darat: 1.922.570 km²
daratan non-air: 1.829.570 km²
daratan berair: 93.000 km²
lautan: 3.257.483 km²
1. Letak Indonesia
a. Letak Astronomi:
6°LU – 11 ° LS dan 95° BT - 141° BT
b. Letak geografi:
Berada diantara dua Benua (Asia dan Australia) dan diantara dua Samudra (Pasifik dan Hindia)
c. Letak sosial budaya:
Berada diantara Negara dan bangsa-bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dan aneka ragam, khususnya kebudayaan Asia (China dan India) dan Eropa (Australia)
d. Hubungan letak Indonesia dengan unsur geografi regional:
Yaitu terciptanya lingkungan Indonesia yang beriklim tropis dengan soaial budaya Indonesia yang beraneka ragam karena dipengaruhi oleh budaya asing dari Asia dan Australia
2. Keadaaan Topografi dan Geologi
a. Keadaaan topografi:
ü Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama.
ü Setiap pulau memiliki karakteristik topografi tersendiri yang berbeda-beda, yang umumnya tersendiri dari dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, dan pegunungan.
ü Pulau-pulau besar din Indonesia; Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua memiliki dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan, dan pegunungan yang merupakan tulang punggung dari pulau-pulau tersebut.
b. Keadaan Geologi (sistem pegunungan, Tektonik Lempeng dan Gempa)
ü Sistem pegunungan di Indonesia dilalui oleh 2 jalur pegunungan dunia, yaitu pegunungan sirkum Pasifik (melaluai Sulawesi, Kalimantan, Halmahera, dan Papua) dan Pegunungan Mediterania (Sumatra, Jawa, Nusatenggara, dan berakhir di Pulau Banda). Kedua sistem rangkaiana pegunungan ini ada yang aktif dan non aktif, seperti gunung-gunung di Sumatra, Jawa, Nusatenggara, banda, Sulawesi Utara dan Halmahera terbilang aktif, sedangkan gunung-gunung di Kalimanatan dana Papua umumnya tidak aktif. Berikut ini daftar nama gunung-gunung dan pegunungan di Indonesia:
1. Pulau Sumatra
NO
|
NAMA
|
1
| |
2
|
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatera, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
|
3
| |
4
| |
5
| |
6
| |
7
| |
8
| |
9
| |
10
| |
11
| |
12
| |
13
| |
14
|
Pegunungan Barisan
|
2. Pualau Jawa
NO
|
NAMA
|
1
| |
2
| |
3
| |
4
| |
5
| |
6
| |
7
| |
8
| |
9
| |
10
| |
11
| |
12
| |
13
| |
14
| |
15
| |
16
| |
17
| |
18
| |
19
| |
20
| |
21
| |
22
| |
23
| |
24
| |
25
| |
26
| |
27
|
Gunung Panderman, (2.000 m)
|
28
| |
29
| |
30
| |
31
| |
32
| |
33
| |
34
|
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
|
35
| |
36
| |
37
| |
38
| |
39
| |
40
| |
41
| |
42
| |
43
| |
44
| |
45
| |
46
| |
47
|
3. Pulau Bali & Nusatenggara
NO
|
NAMA
|
1
| |
2
| |
3
| |
4
| |
5
| |
6
| |
7
| |
8
| |
9
| |
10
| |
11
| |
12
| |
13
| |
14
| |
15
| |
16
| |
17
| |
18
| |
19
| |
20
| |
21
| |
22
| |
23
|
4. Pulau Sulawesi
NO
|
NAMA
|
1
| |
2
| |
3
|
Gunung Klabat(1995 mdpl)
|
4
| |
5
| |
6
| |
7
| |
8
| |
9
| |
10
| |
11
| |
12
| |
13
|
5. Pulau Kalimantan
NO
|
NAMA
|
1
| |
2
| |
3
| |
4
| |
5
| |
6
| |
7
| |
8
|
6. Pulau Papua
NO
|
NAMA
|
1
| |
2
| |
3
| |
4
| |
5
| |
6
| |
7
| |
8
| |
9
| |
10
| |
11
| |
12
| |
13
| |
14
| |
15
| |
16
| |
17
|
7. Tempat Lain
NO
|
NAMA
|
1
| |
2
|
Gambar 1 persebaran gunung api di indonesia
ü Tektonik lempeng yang mempengaruhi Indonesia adalah tektonik lempeng Ido-Australia dan Pasifik yanag bertumbukan dengan lempeng Eurasia sepanjang jalur sebelah barat Sumatra, Selatan Jawa, Selatan Nusatenggara, Laut Banda dan Laut Sulawesi.
ü Puasat gempa tektonik Indonesia umumnya terdapat pada sepanjang jalur tumbukan tektonik lempeng yang tercatat sering menimbulkan getaran-getaran gempa besar. Daerah-daerah di Indonesia yang rawan gempa diantaranya Nngroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta bagian Selatan, Bali, Nusatenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen, dan Fak-fak dan Balikpapan (Kalimantan Timur).
GAMBAR 2: Titik gempa
c. Keadaan Topografi dan Geologi Indonesia dengan Kegiatan Penduduk Indonesia.
Mata pencaharian penduduk Indonesia sebagian besar (55%) adalah bidang pertanian, hal ini tidak lepas dari pengaruh keadaaan topografi dan geologi Indonesia yang memberikan peluang dalam pengembangan aktifitas pertanian, seperti terdapatnya dataran rendah dan dataran tinggi yang luas-luas untuk sawah, wilayah perbukitan untuk pertanian tanah kering dan sayuran, dan dataran pantainya sangat potensial untuk pertanian tambak dan nelayan.
PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA
Tabel 1.
Penyebaran Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Dalam % Tahun 2008
Pulau
|
Luas Wilayah
%
|
Jumlah Penduduk %
|
Jawa dan Madura
|
6,9
|
58.8
|
Sumatera
|
24,7
|
21,0
|
Kalimantan
|
28,1
|
5,5
|
sulawesi
|
9,9
|
7,2
|
Pulau Lainnya
|
30,4
|
7,5
|
Jumlah
|
100 %
|
100 %
|
Sumber : Badan Pusat Statistik
Dari tabel 1 nampak jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura 58,8% dari jumlah penduduk nasional, padahal luas wilayahnya hanya 6,9%. Hal ini berarti pulau Jawa harus menanggung beban penduduk yang tinggi seperti dalam memberikan lapangan kerja, penyediaan sarana perumahan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan sebagainya.
Pada tahun 2005 Provinsi yang terdapat di Indonesia antara lain : DKI Jakarta (13,344 jiwa per km2 ), menyusul kemudian Jawa Barat (1,126 jiwa per km2 ), dan Banten ( 1,044 jiwa per km2 ).
1. Keanekaragaman etnis dan budaya bangsa Indonesia
Negara Indonesia sebagai kepulauan terbesar di Dunia memiliki berbagai sukubangsa, ada ratusan sukubangsa di wilayah Indonesia yang memiliki bahasa daerah dan kebudayaan sendiri-sendiri. Di Jawa terdapat Suku sunda, Jawa dan Madura. Di sumatra terdapat Suku Lampung, Palembang, Jambi, Bengkulu, Minangkabau, Melayu, Batak, Aceh, Kubu, Lubu, dan sebagainya. Di Kalimantan kita dapati berbagai Suku Dayak dan Melayu. Di Sulawesi terdapat Sukubangsa Toraja, Makassar, Menado, Gorontalo, Bugis, Sangir dan Talaud. Di Bali dan Nusa Tenggara terdapat Sukubangsa, Bali, Lombok, Sasak, Sumba, Sumbawa, Timor dan sebagainya.
Di Nusatenggara terdapat puluhan pulau, dimana tiap-tiap pulau dihuni oleh beberapa macam sukubangsa yang berbeda bahasa daerah dan budayanya. Yang paling banyak suku bangsa ini juga di dapati di Papua, di pulau ini tiap kampung dan dusun bisa berbeda-beda sukubangsanya. Rupanya pulau yang luas dengan penduduk yang berkelompok-kelompok, terpisah satu sama lain, sulit berkomunikasi dan lingkungan alam yang tidak ramah menciptakan banyak suku bangsa dengan aneka ragam budaya di Pulau ini.
Demikian pula di Maluku dan Maluku Utara yang dikenal dengan Provinsi seribu pulau ini terdapat puluhan atau ratusan sukubangsa yang berbeda. Banyaknya pulau yang terpisah satu sama lain oleh selat dan laut menciptakan suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam di Maluku ini.
2. Masalah penduduk dan cara menanggulanginya
Yang menjadi masalah penduduk di Indonesia antara lain ;
a. Persebaran penduduk yang tidak merata
Penduduk Indonesia memadat di Pulau Jawa. Besarnya penduduk di Jawa ini sebenarnya tidak menjadi masalah apabila kebutuhan penduduk tersebut dapat terpenuhi , seperti : tersedianya berbagai macam lapangan pekerjaan, sarana perumahan, sarana pendidikan dan sarana kesehatan. Namun kenyataan kebutuhan penduduk tersebut hingga sekarang belum terpenuhu, sehingga besarnya jumlah penduduk di Pulau Jawa menjadi masalah, sementara banyak pulau-pulau diluar Jawa yang memiliki potensi sosial dan ekonomi belum banyak digali karena kurangnya penduduk dan tenaga kerja pembangunan.
b. Urbanisasi
Urbanisasi yang merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi masalah di kota-kota besar di berbagai pulau di Indonesia, karena kota-kota yang menjadi tempat urbanisasi harus menanggung beban sosial dan ekonomi penduduk pendatang, karena itu di kota-kota besar di Indonesia akan kita dapati bertambahnya jumlah penduduk yang menganggur, bertambahnya kaum tuna wisma, bertambahnya kaum pengamen dan gelandangan, serta bertambahnya tindak kriminal di kota-kota.
c. Kesenjangan sosial dan ekonomi
Dalam kehidupan masyarakat umumnya akan kita dapati juga kesenjangan kehidupan antara masyarakat golongan atas dengan golongan menengah dan bawah, kesenjangan kehidupan antara si kaya dan si miskin yang dapat menimbulkan iri hati, ketidak sukaan, dan kebencian antar golongan ini yang dapat menimbulkan ketidak harmonisan dan ketidak rukunan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia.
d. Kemiskinan dan pengangguran
Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah dalam masyarakat Indonesia yang menjadi lingkaran setan, yaitu mengapa miskin karena menganggur, mengapa menganggur karena pendidikan kurang dan tidak punya modal usaha (miskin) dan gejala denikian sulit dipecahkan dalam masyarakat. Walaupun menurut UUD 1945 fakir miskin dan anak-anak terlantar diurus oleh Negara, kenyataannya negara belum mampu untuk mengurusnya.
e. Kesehatan
Kesehatan masih merupakan masalah di Indonesia, karena masih banyak penduduk yang sakit belum dapat dilayani oleh lembaga-lembaga kesehatan di Indonesia, walaupun pusat kesehatan masyarakat sudah menjangkau desa-desa. Puskesmas belum mampu menangani kesehatan masyarakat umumnya walaupun di desa-desa sudah diberikan kartu sehat secara cuma-cuma kepada masyarakat. Keterbatasan obat-obatan di Puskesmas masih menjadi masalah dalam pengobatan kepada masyarakat.
Di kota-kota kesehatan masih menjadi masalah, biaya berobat ke dokter dan rumah sakit sangat mahal. Untuk masuk kerumah sakit keluarga pasien diminta uang rawat inap terlebih dahulu untuk satu minggu, banyak rumah sakit dengan nama Yayasan Kemanusiaan malah tidak manusiawi, orang sakit diperas dengan biaya pengobatan yang tinggi, karena itu banyak pasien yang memilih hidup atau mati dari pada berobat kerumah sakit. Rumah sakit hanya menjadi peristirahatan orang-orang yang mampu dan kaya.
Demikian pula pelayanan kesehatan kepada pegawai negeri pemegang asuransi kesehatan (ASKES) umumnya tidak maksimal, pegawai negeri tetap harus menanggung biaya pengobatan 40% apabila berobat ke rumah sakit. Obat-obatan yang mahal dibutuhkan pasien harus dibeli sendiri, karena tidak masuk obat generik (alasannya). Pegawai Negeri sekalipun golongan 4 tetap harus mengkonsumsi obat yang murah meriah. Demikian buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia. Hidup sehat barangkali masih menjadi barang mahal dan langka di Indonesia.
f. Pendidikan
Pendidikan masih merupakan masalah di Indonesia, sebab kenyataannya masih tidak setiap anak usia sekolah mampu bersekolah walaupun wajib belajar sembilan tahun sudah disosialisasikan kepada masyarakat, terutama di pulau Jawa.
Kendala pelaksanaan pendidikan di Indonesia bisa berasal dari penduduk sendiri atau dari pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan. Kendala dari masyarakat sendiri yaitu anak-anak usia sekolah enggan untuk masuk sekolah, keluarga tidak mendukung anak bersekolah, bersekolah tidak merasa penting, sekolah tidak dibutuhkan (tanpa sekolahpun masih bisa hidup), bersekolah hanya buang-buang waktu saja. Sedangkan bagi anak-anak yang ingin bersekolah seringkali biaya pendidikan menjadi masalah, orang tua tidak mampu membayarnya.
Kendala dari pemerintah, diantaranya hingga sekarang pemerintah belum mampu secara maksimal membiayai sarana dan prasarana pendidikan walaupun dana pendidikan mengalami peningkatan.
Cara penanggulangan masalah penduduk di Indonesia yang masih dianggap efektif antara lain :
a. Program transmigrasi dari Jawa-Madura ke luar Jawa.
b. Program Keluarga Berencana
c. Pembangunan Desa
d. Perluasan Lapangan Kerja
e. Pembangunan di bidang kesehatan : ketersediaan obat murah dan biaya perawatan yang murah.
f. Pembangunan pendidikan bagi masyarakat : sosialisasi pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan umumnya.
g. Peningkatan sumber daya manusia Indonesia, antara lain ;
(1) Meningkatkan disiplin nasional penduduk Indonesia.
(2) Mendorong kreatifitas yang inovatif.
(3) Solidaritas antar penduduk dan kerukunan hidup.
(4) Sadar lingkungan : memperhatikan lingkungan, kritis terhadap kerusakan lingkungan dan aktif memperbaiki kerusakan lingkungan.
(5) Mobilitas sumber daya manusia Indonesia pada berbagai lapangan kerja, tidak terpaku pada bidang pertanian.
(6) Intensifikasi pelatihan berjenjang, untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian tenaga kerja Indonesia.
(7) Pendidikna nasional yang efektif yang bisa dijangkau dan ditempuh oleh masyarakat bawah, menengah dan atas.
1. Pertanian
a. Jenis pertanian, ada 2 macam ;
(1) Pertanian rakyat, ialah pertanian yang diselenggarakan oleh rakyat dengan hasil utamanya bahan makanan sehari-hari dan palawija, seperti ; padi, jagung, singkong, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan.
(2) Perkebunan, ialah pertanian yang diselenggarakan oleh Negar atau swasta diatas tanah yang luas, modal besar dan sistem pengolahan tanah modern dengan produksi besar untuk perdagangan atau ekspor. Contoh ; perkebunan teh, kopra, kelapa sawit, karet, kopi, tebu dan sebagainya.
b. Hubungan jenis pertanian dengan keadaan geografi.
Penyelenggaraan pertanian di Indonesia memungkinkan sekali karena didukung oleh keadaan alam Indonesia, yaitu keadaan iklim yang basah dan lembab, serta kesuburan tanah.
c. Masalah-masalah bidang pertanian
(1) Jumlah penduduk Indonesia yang bermatapencaharian dibidang pertanian sebesar 55,9%. Umumnya merupakan petani-petani yang pemilikan lahannya kurang dari setengah hektar, karena itu petani demikian kehidupannya miskin sebab hasil pertanian tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(2) 41,5% tenaga kerja pertanian adalah anggota keluarga yang sebenarnya mereka termasuk pengangguran yang tidak Nampak, karena hidupnya bergantung kepada kepala keluarga.
(3) Karena desakan kebutuhan banyak petani yang mengharap lahan-lahan marginal di lereng-lereng bukit dan gunung sehingga menimbulkan terjadinya lahan kritis dan longsor.
2. Perikanan
a. Jenis perikanan
(1) Perikanan darat, terbagi 2;
(a) Perikanan Air Tawar, diselenggarakan di kolam, sawah, sungai dan danau. Hasilnya berupa ikan mas, maujair, gurame, tawes, sepat, lele dan nilam.
(b) Perikanan air Payau, diselenggarakan di tambak-tambak pantai, yang menghasilkan ikan bandeng dan udang.
(2) Perikanan Laut
Ialah penangkapan ikan dilaut oleh para nelayan, yang menghasilkan ikan ; tongkol, cakalang, teri, cumi-cumi, peda, sarden, ekor kuning, kembung, cucut, layur, salem dan lain-lain.
b. Hubungan jenis perikanan dengan keadaan geografi
(1) Secara geografi penyelenggaraan perikanan daratan di kolam-kolam, danau dan sungai sangat potensial karena iklim Indonesia yang basah, dan banyak curah hujan mendukung sekali untuk tersedianya air bersih.
(2) Demikian pula penyelenggaraan perikanan air payau di tambak-tambak sangat mendukung sekali karena Indonesia merupakan Negara kepulauan, tiap pulau memiliki pantai-pantai yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk tambak ikan.
(3) Indonesia yang memiliki selat dan laut yang berada diantara pulau-pulau yang ribuan sangat kaya dengan perikanan laut.
(4) Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pasaran ekonomis untuk penjualan hasil perikanan darat dan laut.
c. Masalah-masalah perikanan Indonesia
(1) Petani ikan air tawar dan air payau tidak memiliki modal yang cukup untuk pengembangan usaha perikanan.
(2) Timbulnya pencemaran air sungai, danau dan kolam oleh limbah industri dapat menimbulkan kerugian bagi petani ikan atau produksi berkurang.
(3) Para nelayan Indonesia umumnya sebagai buruh penangkap ikan yang bekerja pada juragan-juragan kapal dengan sistem bagi hasil atau diupah, hal ini menyebabkan kehidupan nelayan umumnya miskin.
(4) Kurangnya modal dalam pemilikan perahu, menyebabkan perahu nelayan kita banyak yang kurang layak untuk menangkap ikan di laut-laut terbuka, sehingga hasilnya tidak maksimal.
(5) Rendahnya pendapatan nelayan Indonesia menyebabkan kehidupan nelayan miskin dan mereka tinggal di perkampungan nelayan kumuh dan bau.
3. Kehutanan dana pertambangan
a. Jenis hutan dan pertambangan
(1) Berdasarkan asal tumbuhnya ada 2 macam hutan ;
(a) Hutan alam, yang tumbuh secara alamiah
(b) Hutan budaya, yang tumbuh sebagai hasil penanaman oleh manusia (reboisasi)
(2) Berdasarkan jenisnya ada 3 jenis pertambangan
(a) Pertambangan organic, yang berasal dari hewan dan tumbuhan, menghasilkan ; batu bara, minyak bumi, gas alam dan aspal.
(b) Pertambangan logam, menghasilkan bijih besi, timah, alumunium, tembaga, nikel, mangan, emas, perak dan lain-lain.
(c) Pertambangan non logam menghasilkan ; pasir, batu, kapur, mika, kaolin, asbes, marmer, granit dan lain-lain.
b. Masalah-masalah yang berkaitan dengan kehutanan dan pertambangan
Masalah yang berkaitan dengan kehutanan diantaranya; penebangan hutan yang tidak terkendali (illegal loging) menyebabkan Indonesia termasuk Negara pertama didunia yang paling cepat menghabiskan persediaan hutan, tidak adanya usaha reboisasi oleh pihak HPH dan pemerintah menyebabkan banyak lahan bekas hutan terlantar menjadi lahan kritis, tidak subur dan longsor.
Masalh yang berkaitan dengan dengan pertambangan ; kekurangan tenaga ahli dalam bidang pertambangan atau tidak diberikannya kesempatan tenaga ahli Indonesia menyebabkan banyak usaha-usaha pertambangan dikontrakanperusahaan asing dan hasilnya lebih menguntungkan tenaga-tenaga dan perusahaan asing. Kekayaan dan hasil pertambangan di Indonesia lebih banyak dinikmati oleh segelintir orang dan tidak dinikmati oleh rakyat banyak (rakyat hanya dikenakan beban harga minyak tanah mahal, elpijimahal dan premium mahal).
4. Perindustian, transportasi, perdagangan, pariwisata dan industri jasa
a. Dampak positif dan negatif
Dampak positif : usaha ini dapat memperluas lapangan kerja bagi penduduk Indonesia, artinya penduduk Indonesia tidak terpaku hanya bekerja dibidang pertanian, tetapi bisa bekerja dibidang industri, transportasi, perdagangan dan pariwisata.
Dampak negatif, pengembangan usaha ini (industri) timbulnya pencemaran lingkungan hidup yang mengancam kehidupan manusia.
b. Hubungan dengan sumber daya alam dan manusia
Pengembangan usaha bidang industri, transportasi, perdagangan, pariwisata dan industri jasa sangat potensial dan ekonoimis bagi Indonesia karena didukung oleh sumber daya alam Indonesia yang kaya dengan jumlah penduduk yang besar sebagai tenaga kerja.
c. Prospeknya dimasa yang akan datang
Pengembangan mata pencaharian penduduk dibidang industri, transportasi, perdagangan, pariwisata dan industri jasa prospeknya dimasa akan datang sangat baik dan penuh harapan karena adanya kecenderungan pasar dunia akan beralih dari Eropa-Amerika ke Asia Pasifik, yang penting tenaga kerja Indonesia harus memiliki keahlian dan keterampilan yang tinggi sehingga mampu bersaing dengan tenaga-tenaga kerja dari negara Asia lainnya.
SUMATERA
1. Karakteristik Iklim
a. Pulau Sumatera sering dilewati oleh DKAT, karena letaknya melintang;
- DKAT melalui Aceh : Nopember dan April
- DKAt melalui Sumatera Utara : Oktober, Nopember dan April
- DKAT melalui Sumatera Barat dan Riau : Nopember
- DKAt melalui Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan : Nopember, Desember, Maret dan April
b. Curah hujan di bagian barat Sumatera lebih tinggi daripada di bagian Timur
c. Hujan orografis sering jatuh di bagian lereng barat Bukit Barisan
d. Di lereng timur Bukit Barisan terdapat daerah bayangan hujan seperti ; di daerah Bohorok (Sumatera Utara)
e. Terdapat angin jatuh (angin Bohorok di Sumatera Utara)
f. Hujan maksimum jatuh pada bulan Nopember dan hujan minimum pada bulan Juli.
2. Fisiografi Sumatera
a. Pantai barat Sumatera lebih sempit daripada pantai timurnya.
b. Wilayah pegunungan Bukit Barisan merupakan medan yang paling terjal dan curam
c. Pantai timur Sumatera umumnya merupakan dataran rendah dan wilayah rawa yang paling luas terutama di Riau dan Sumatera Selatan.
3. Pemanfaatan sumber daya
a. Pertanian padi terdapat di Aceh, Sumatera Barat dan Lampung
b. Perkebunan terdapat di :
- Sumatera Utara : karet, kelapa sawit dan tembakau
- Bengkulu dan Jambi :karet
- Sumatera Selatan : karet dan lada putih
c. Kehutanan : Hampir seluruh Provinsi di Sumatra memiliki hutan yang masih luas.
d. Perikanan terdapat di Riau dan Sumatra Selatan
e. Pertambangan :
-Minyak bumi di Aceh, Riau dan Sumatra Selatan
-Gas alamdi Aceh dan Sumatra Selatan
-Batu bara di Sumatra Barat dan Sumatra Selatan
- Timah putih di Sumatra Selatan, Bangka Belitung dan Riau
f. Pariwisata
- Sumatra Utara : Brastagi, Danau Toba
- Aceh : Pantai Lokna
- Sumatra Barat : Bukit Tinggi, Ngarai Sianok, Lembah Harau, Pantai Padang, Danau di Atas, Danau di Bawah, Danau Singkarak, Danau Maninjau.
PULAU JAWA
1. Karakteristik Iklim
a. Pulau Jawa relatif sedikit terlewati oleh DKAT karena letaknya memanjang Barat-Timur.
b. Pulau Jawa bagian barat lebih banyak memperoleh curah hujan daripada bagian timurnya. Contohnya Labuhan curah hujan 3959 mm, Banyuwangi 1285 mm.
c. Pulau Jawa dilewati oleh DKAT pada bulan Januari dan awal Maret
d. Pantai utara Jawa lebih rendah curah hujannya daripada bagian pedalaman Jawa.
e. Daerah exposure lebih banyak memperoleh curah hujan daripada tempat dibalik gunung (daerah bayangan hujan).
f. Pada musim pancaroba (Maret-April dan Oktober-Nopember) kadang-kadang bertiup angin puyuh, seperti di Purwokerto, Boyolali, Klaten dan Cepu.
g. Pada musim kemarau (Juli) terdapat angin terjun yang sifatnya panas dan kering, yaitu angin kembang di Cirebon dan angin gending di Pasuruan dan Probolinggo.
2. Fisiografi Pulau Jawa menurut Pannekoek
a. Bahwa lipatan tertier selatan dengan dataran rendah diantaranya
b. Wilayah pegunungan tengah
c. Wilayah lipatan utara
d. Wilayah dataran alluvial dibagian pesisir ytara Jawa
Bentuk-bentuk fisiografi yang berbeda dengan bentuk umumnya :
a. Dataran rendah Grajagan, Sukamande, Lumajang, diwilayah selatan Jawa Timur
b. Dataran rendah Kedu Selatan, Lembah Serayu, Lembah Citanduy, di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
c. Dataran rendah yang luas di Jawa Timur.
d. Dataran rendah yang sempit di utara Jawa Timur
e. Terdapatnya sinklinorium dari wilayah Lipatan Utara di bagian timur Jawa Tengah dan di bagian utara Jawa Timur yang merupakan dataran rendah.
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Pulau Jawa sebagai pusat pertanian karena :
- Secara historia Pulau Jawa dikenal sebagai Pulau Padi (Jawadwipa)
-Terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pertanian di pilau Jawa, pengaruh teknologi, pengetahuan dan pendidikan.
-Arus transportasi dan komunikasi yang lancar di pulau Jawa bila dibandingkan dengan luar pulau Jawa.
-50 % daerah pertanian terdapat di Jawa.
b. Produksi pertanian Pulau Jawa secara nasional
-Beras : 62 %
-Jagung : 70 %
-Ubi kayu : 70 %
-Kacang tanah : 70 %
-Kedelai : 82 %
-Gula tebu : 96 %
-Tembakau :80 %
-Teh : 75 %
-Kelapa : 20 %
-Kopi : 12 %
-Karet : 9,5 %
c. Sumberdaya Air di Pulau Jawa
Dikembangkan dengan membuat bendungan atau waduk untuk kepentingan PLTA dan irigasi, seperti ; Jatiluhur, Cirata, Saguling, Darma, Garung Tuntang, Selorejo, Gajah Mungkur, Kedung Omdo dan Sempor.
d. Sumberdaya Perikanan
- Perikanan tambak di pantai Utara Jawa
- Perikanan air tawar di Jawa Barat
e. Sumberdaya Industri
- Industri Ban : Bogor dan Jakarta
- Industri Semen : Cibinong, Gresik, Cilacap, Cirebon
- Industri Kapal : Surabaya
- Industri Baja : Cilegon
- Industri Petrokimia : Cikampek, Gersik
- Industri Tekstil : Bandung, Jakarta
- Industri Pakaian jadi
- Industri abat-abatan dan Jamu.
4. spek Spatial Penggunaan Lahan di Pulau Jawa
a. Penggunaan lahan di Pulau Jawa banyak ditentukan oleh warisan colonial Belanda :
- Kopi di Jawa Tengah dan Jawa Timur
- Teh di Jawa Barat
- Tebu di pantai utara Jawa Barat-Jawa Timur
- Karet di Jawa Barat dan Sumatra
b. Timbulnya kota-kota perkebunan di Jawa : Sukabumi, Bandug, Garut, Salatiga, ambarawa, Malang.
c. Berkembangnya lalu-lintas jalan raya dan kereta api.
d. Masalah penggunaan lahan : terjadinya kerusakan lahan (laahan kritis), kerusakan hutan dan daerah selatan Jawa belum banyak dikembangkan.
KALIMANTAN
1. Karakteristik Iklim
a. Letaknya yang berada di Khatulistiwa menyebabkan Kalimantan sering dilalui oleh garis DKAT sama seringnya seperti Sumatera.
b. Garis DKAT melalui Kalimantan pada bulan Nopember, Desember, Maret, April dan Mei, pengaruhnya hampir tidak ada bulan kering di Kalimantan (tempat kering Sangkulirang curah hujannya 1625 mm).
c. Kalimantan Barat dan pedalaman Kalimantan memperoleh curah hujan maksimum pada bulan Nopember.
d. Pantai Kalimantan Selatan memperoleh hujan maksimum pada bulan Januari.
e. Bulan kering Kalimantan Juli dan Agustus.
f. Pola umum curah hujan makin ke pedalaman makin tinggi, makin ke timur makin kering.
2. Fisiografi
a. Kalimantan merupakan pulau tua yang berintikan Pegunungan Iban Kapuas Hulu : Pegunungan Schwanner dan Muller.
b. Wilayahnya merupakan pulau yang paling luas.
c. Memiliki batas langsung den gan Negara tetangga yaitu Malaysia.
d. Wilayah fisiografi Kalimantan membentuk lingkaran konsentrik dari dalam kearah pantai, sebagai akibat adanya lipatan.
e. Batuan di Kalimantan termasuk formasi tersier, merupakan tanah tua (old land) yang telah mengalami pengikisan dan pencucian.
f. Pola umum curah hujan makin ke dalam makin tinggi, makin ke tim ur makin kering.
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Kalimantan memiliki sumberdaya hutan yang besar yaitu hutan tropis. Akibat eksploitasi hutan besar-besaran dan illegal loging sejak pemerintahan Orde Baru hutan tropis ini sudah berkurang sehingga banyak daerah bekas tebangan hutan menjadi semak belukar, karena tidak diadakan reboisasi.
b. Pendapatan Negara dari kayu Kalimantan ini pernah menjadi nomer 2 setelah minyak bumi, karena itu sumberdaya kayu disebut juga “emas hijau”
c. Minyak bumi di Kalimantan Timur
d. Batubara di Kalimantan Selatan, dengan cadangan yang sangat besar.
e. Perkebunan yang sudah dikembangkan di Kalimantan ialah Kelapa sawit, kelapa dan jeruk (Kalimantan Barat). Pada masa yang akan datang diharapkan Kalimantan menjadi produsen kelapa sawit terbesaar di Indonesia.
f. Pertanian padi dikembangkan di Kalimantan Selatan.
BALI dan NUSA TENGGARA
1. Karakteristik Iklim
a. Garis DKAT melalui Bali, NTB dan NTT terjadi pada bulan Januari dan Februari.
b. Bagian Barat, Utara dan Timur dari hampir setiap pulau di Provinsi Bali, NTB dan NTT nmerupakan bagian yang paling kering.
Contoh :
- Sampalan (di Bali) dengan curah hujan 963 mm / tahun
- Labuhan (Lombok) dengan curah hujan 723 mm / tahun
- Sape (Sumbawa) dengan curah hujan 827 mm / tahun
- Waingapi (Sumba ) dengan curah hujan 768 mm / tahun
c. Sangat sedikit di tiga Provinsi ini yang curah hujannya mencapai 3000 mm / tahun.
Contoh :
- Baturiti (di Bali) curah hujannya 3193 mm / tahun
- Tambora (Sumbawa) curah hujannya 3730 mm / tahun
- Ruteng (Flores) dengan curah hujan 3352 mm / tahun
2. Karakteristik Fisiografi
a. Provinsi Bali secara garis besar memiliki 3 bentuk fisiografi, yaitu :
(1) Dataran Alluvial, meliputi hampir seluruh wilayah pantai Pulau Bali.
(2) Dataran Vulkanik : wilayah pedalaman Bali bagian timur (hampir 2/3 wilayah Bali).
(3) Daerah Kapur ( non Vulkanik), meliputi wilayah Bali bagian barat, bukit Badung dan Nusa Penida.
b. Provinsi Nusa Tenggara Barat, terbagi kedalam 3 bentuk fisiografi, yaitu :
(1) Dataran rendah terdapat di Lombok bagian tengah.
(2) Daerah Vulkanik, meliputi Lombok bagian utara, Sumbawa bagian utara (2/3 luas pulau Sumbawa).
(3) Daerah non Vulkanik,: Lombok bagian selatan dan Sumbawa bagian Selatan (1/3 luas pulau Sumbawa).
c. Provinsi Nusa Tenggara Timur, terbagi kedalam 2 bentuk fisiografi, yaitu :
(1) Daerah Vulkanik : Seluruh Flores, Kepulauan Solor dan alor.
(2) Daerah Non Vulkanik : Pulau Komodo, Pulau Rnca, Pulau Sumba dan Pulau Timor, Pulau Sawu dan Pulau Rote.
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Pertanian : Bali 40 % pendapatan daerah
NTB 47 % pendapatan daerah
NTT 59 % pendapatan daerah
b. Perdagangan : Bali 12 % pendapatan daerah
NTB 11 % pendapatan daerah
NTT 8 % pendapatan daerah
c. Angkutan : Bali 11 % pendapatan daerah
NTB 11 % pendapatan daerah
NTT 8 % pendapatan daerah
d. Industri : Bali 8 % pendapatan daerah
NTB 6 % pendapatan daerah
NTT 4 % pendapatan daerah
e. Jasa : Bali 17 % pendapatan daerah
NTB 7 % pendapatan daerah
NTT 6 % pendapatan daerah
4. Hasil Pertanian dan Perkebunan
a. Padi : dari Bali dan NTB (Surplus)
b. Kopi
c. Kelapa
d. Jagung
e. Singkong
f. Kedele
g. Kacang Tanah
5. Permasalahan yang belum dapat ditanggulangi
a. Timbulnya kerusakan tanah di NTB dan NTT
b. Kesulitan air dan kekeringan di NTB dan NTT
c. Kurangnya prasarana dan sarana lalulintas di NTB dan NTT
SULAWESI
1. Karakteristik Iklim
a. Sulawesi terletak di daerah peralihan hujan Indonesia Barat dan Indonesia Timur dengan batas 1200 BT .
b. Sebelah barat 1200 BT memperoleh hujan maksimum pada bulan Januari sedangkan di bagian timur 1200 BT memperoleh hujan maksimum pada Mei atau Juni.
c. Karena Sulawesi merupakan datran sempit yang bergunung-gunung sehingga pengaruh angin laut sangat besar. Setiap saat bisa terjadi hujan orografis.
d. Daerah dibalik gunung merupakan daerah bayangan hujan, seperti : Luwuk (dengan curah hujan 955 mm / tahun), Talise (582 mm / tahun), Tawaeli (869 mm / tahun) dan Palu (547 mm / tahun).
e. Curah hujan di pantai barat lebih tinggi daripada pantai timur.
e. Curah hujan di pantai barat lebih tinggi daripada pantai timur.
f. Makin tinggi suatu tempat di Sulawesi makin tinggi curah hujannya.
g. Garis DKAT melalui sulawesi terjadi pada Desember, Januari dan Maret-April.
2. Karakteristik Fisiografi :
a. Pulau Sulawesi bergunung-gunung dengan dataran rendah yang sempit dibagian pantai.
b. Gunung api yang aktif terdapat di Sulawesi Utara dan Sangir-Talud (G.Soputan, G.Mahawu, G.Lokon, G.Klabat, G.tengkalo, G.Siau dan G.Karakitang).
c. Di Sulawesi Selatan terdapat perbukitan kapur.
d. Lembah Palu adalah Graben, Dataran Manado adalah Slek / Graben diantara G.Klabat-G.Lokon.
e. Dataran rendah yang luas terdapat di Sulawesi Selatan.
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Pertanian menjadi sumberdaya utama sebagai pendapatan daerah Sulawesi (sekitar 47 %) Daerah Surplus produksi padi berasal dari Sulawesi Selatan dan Utara.
b. Perdagangan, mencapai 16 % dari pendapatan daerah
c. Pertambangan, menjadi pendapatan penting di Sulawesi Tenggara (17 %) dan Sulawesi Selatan (6%) berkat adanya tambang nikel
d. Industri dan Jasa umumnya sedang dalam perkembangan dan pertumbuhan dikota-kota seluruh Sulawesi
e. Hasil pertanian terpenting dari Sulawesi adalah : kelapa, cengkeh, pala, kopi, padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah dan kedelai.
4. Aspek Spatial Penggunaan Lahan di Sulawesi
a. Sistem irigasi pertanian terdapat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah
b. Adanya lading berpindah di Sulawesi Tengah menyebabkan kerusakan tanah (longsor)
c. Usah perikanan tambak terdapat di Ujung Pandang
d. Produksi Nikel 100 % dari Sulawesi Tenggara dan Selatan
e. Produksi Aspal 100 % dari Sulawesi Tenggara
f. 55 % wilayah Sulawesi berupa hutan
g. Pelabuhan besar : Ujung Pandang dan Bitung
h. Pelabuhan Pomala untuk angkutan nikel dan pelabuhan dekat Maros untuk angkutan semen
i. Masalah umum yang terdapat di Sulawesi adalah alamnya bergunung-gunung dan berbukit-bukit menyulitkan dalam pembangunan wilayah terutama dibidang lalulintas, komunikasi, pertanian dan pemukiman penduduk.
MALUKU DAN PAPUA
1. Karakter Iklim
a. Pola hujan di Maluku dan Papua berbeda dengan Indonesia Barat karena disini, Mei dan Juni musim hujan
b. Di Maluku Selatan curah huajn kurang dari 2000 mm / tahun mulai dari pulau Wetar sampai Merauke
c. Tempat-tempat di pantai utara yang menghadap angin utara memperoleh hujan maksimum bulan Januari, seperti pantai utara pulau Buru dan pulau Seram
d. Tempat yang menghadap angin selatan memperoleh curah hujan maksimum pada bulan Mei atau Juni, seperti : Amboina, Saparua, Bandaneira, Ternate dan Jailolo.
e. Pantai Selatan Papua termasuk agak kering dengan curah hujan kurang dari 1500 mm / tahun
f. Di daerah pegunungan pola curah hujannya cukup tinggi (pengaruh hujan orografis)
g. Luasnya wilayah rawa dibagia selatan Papua, menyebabkan daerah tersebut pada siang hari tertutup kabut dan awan rendah
2. Karakteristik Fisiografi
a. Maluku Selatan (dari P.Wetar sampai P.Banda), Maluku Utara (dari P.Ternate sampai Halmahera bagian utara) sifatnya vulkanik.
b. Kepulauan Leti, Babar, Tanimbar, Kai, Aru, Watubela, Gorong, Seram, Buru, Sula, Obi, Bacan, Halmahera Selatan dan Pulau Morotai sifatnya tidak vulkanik.
c. Wilayah sentral papua dan Kepala Burung sebagian besar merupakan wilayah pegunungan
d. Papua Bagian Utara, Papua Bagian Selatan dan Kepala Burung Bagian Selatan merupakan wilayah dataran rendah
3. Pemanfaatan Sumberdaya
a. Maluku dan Papua termasuk wilayah di Indonesia yang kepadatan penduduknya rendah dengan SDM yang sedang tumbuh.
b. Kepadatan daerah Maluku yang utama adalah pertanian (45 %), perdagangan (14 %) dan Angkutan (9 %).
c. Pendapatan daerah di Papua yang utama adalah dari Pertambangan (45 %) dan Pertanian (40 %)
d. Matapencaharian rakyat yang penting di Maluku adalah kelapa (10 % nasional), kehutanan, cengkeh dan perikanan.
e. Matapencaharian rakyat yang penting di Papua adalah mencari sagu (hasil hutan), penangkapan ikan, pertanian ketela rambat (di pegunungan), peternakan babi dan perdagangan kulit buaya.
4. Aspek Spatial Pemanfaatan Sumberdaya
a. Luas hutan di Maluku dan Papua sudah mulai berkurang akibat penebangan legal dan illegal loging.
b. Penduduk di Maluku dan Papua menyebar di daerah yang memiliki lading sagu
c. Hampir disetiap pulau di Maluku dan Papua ada penduduknya
d. Di Papua ada 2 tempat pemusatan penduduk, yaitu di dataran tinggi yang hidup sebagai petani menetap dan di wilayah rawa yang memiliki lading sagu yang luas.
e. Di wilayah dataran rendah tropis jarang penduduknya
f. Di wilayah dataran tinggi (Enarotali, Lembah Balien dan Wamena) merupakan tempat pemukiman penduduk yang cukup padat (bebas penyakit tropik)
g. Di pantai Danau Sentani penduduk membuat rumah diatas air menggunakan tiang-tiang yang tinggi (alasan keamanan). Tinggal digunung juga mempertimbangkan alasan keamanan.
h. Di Maluku dan Papua jalan darat sangat terbatas
i. Sarana hubungan di Maluku yang utama adalah melalui laut. Sedangkan di Irian Jaya menggunankan pesawat terbang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar