Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 06 Desember 2011

Lap.Lengkap Meklim

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kata Belajar adalah hal yang sejak zaman Nabi hingga hari ini telah ditanamkan dalam kepala setiap manusia untuk memahami Tuhan, Alam, dan Manusia sendiri.
Dalam hal ini setiap pengetahuanyang masih dalam tataran konsep maka butuh di benarkan dalam bentuk aplikasi dalam dunia realitas. Dalam setiap pengetahuan butuh di ilmiahkan merubah menjadi ilmu, sehingga semua dapat dibenarkan dan diterima oleh orang lain.
Pelajaran yang telah diperoleh dalam ruang kuliah tidak hanya cukup pada pengethauna konsep maka butuh dibenarkan dalam bentuk pengkajian. Yakni dalam aplikasi dilapangan. Olehnya itu setiap mata kulaih Geografi perlu lebih dikaji kembali pada lapangan.
Dari itu semua maka mata kuliah meteorology dan klimatologi perlu dikaji dalam lapangan. Maka dipilih tempat untuk Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Kabupaten Maros. Yang kemudian disusun semua hasil pelajaran dalam bentuk laporan.

B.     Tujuan Intruksional umum
            Agar mahasiswa dapat memahami unsus-unsur pembentukan cuaca dan iklim, juga dapat mengetahui cara kerja alat-alat metereologi dan klimetologi serta dapat  mengumpulkan dan megolah datanya.

C.    Tujuan Intruksional khusus
            Setelah melakukan praktek lapang, diharapkan mahasiswa dapat :
  1. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur curah hujan
  2. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur tekanan udara
  3. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur kelembapan udara
  4. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur temperature udara
  5. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur radiasi matahari
  6. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur penguapan
  7. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur arah kecepatan angin
  8. Mahasiswa mengetahui cara kerja alat pengukur intensitas penyinaran matahari
  9. Mengumpulkan dan mengelolah data-data curah hujan, cuaca dan iklim.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca dalam ruang dan waktu terbatas. Meteorology fists mempelajari proses fisis yang terjadi dilapisan atmosfer, atau meteorologi fisis ialah ilmu yang mempelajari gejala atmoser ditinjau dari segi fisisnya dan didekati dari ilmu fisika praktis Metereologi merupakan studi keilmuan tentang prakiraan cuaca, pada lapisan udara hangat yang menyelimuti bumi = atmosfer).
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala cuaca secara umum dalam waktu yang lebih lama dan pada daerah yang relatif luas. Hal yang sangat  erat hubungannya dengan  ilmu ini adalah ilmu cuaca, di mana cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan  segala posesnya
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat, dalam waktu singkat dan pada suatu tempat atau daerah tertentu yang lingkupnya sempit. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda¬beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang.


Adapun Unsur - Unsur Cuaca Dan Iklim :

A.    Radiasi Surya
Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab utama dari perubahan dan pergerakan dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai pengendali iklim dan cuaca yang besar. Matahari merupakan seuatu benda yang mempunyai suhu permukaan ± 6.000 oK, sedangkan suhu permukaan ± 3.000 oK.
Semua panas yang berasal dari penyinaran matahari, diterima oleh permukaan bumi, ada yang dipantulkan kembali dan ada yang diserap oleh udara dan awan. Oleh sebab itu, banyak sedikitnya sinar yang diterima oleh bumi tergantung hal-hal sebagai berikut:
a.       Lamanya penyinaran, makin lama penyinaran makin tinggi temperaturnya.
b.      Lamanya penyinaran matahari adalah penyinaran yang sampaai ke permukaan bumi (insolasi) setelah mengalami proses melalui lapisan atmosfer. Panjang waktu penyinaaran matahaari di suatu tempat dengan tempat lainnya yang diterima oleh bumi berlainan. Misalnya, pada saat posisi matahari berada di sekitar khatulistiwa, penyinaran matahari di daerah lintang rendah (iklim tropis dan sub tropis) akan lebih lama jika dibandingkan dengan di daerah lintang tinggi (beriklim dingin).
c.       Sudut datangnya sinar matahari, makin miring sinar matahari (pagi dan sore) semakin kurang panasnya. Tempat yang dipanasi sinar matahari yang datangnya miring lebih luas dari pada yang tegak (siang)
d.      Pada pagi hari, sudut datang sinar matahari yang sampai di tempat kita berdiri relatif kecil. Hal ini mengakibatkan panas yang diterima bumi di sekitar kita relatif sedikit (temperatur udaranya masih rendah/dingin). Semakin siang (matahaari tegak lurus) sudut datang sinar maatahari di tempat kita berdiri semakin besar. Hal ini mengakibatkan temperatur udara yang kita rasakan semaakin tinggi/panas.
e.       Tinggi rendahnya tempat, makin tinggi tempat temperaturnya semakin kecil.
f.       Keadaan udara, apabila udara banyak mengandung awan (uap) dan gas arang, maka panasnya akan berkurang.
g.      Angin dan arus laut, adanya angin dan arus laut yang datang dari daerah dingin, akan mendinginkan daerah yang dilalui.
h.      Keadaan tanah, tanah yang licin dan putih banyak memantulkan panas. Tanah yang kasar dan hitam banyak menyerap panas.
i.        Berdasarkan meneral yang ada dalam tanah, mengakibatkan tanah di muka bumi memiliki jenis dan warna yang sangat banyak. Jenis dan warna tanah tersebut jika menerima sinar matahari akan menimbulkan reaksi (khususnya penyerapan dan pemantulan sinar matahari) yang berbeda- beda. Jenis atau warna tanah yang gelap cenderung akan lebih banyak menyerap panas, dan jenis atau warna tanah yang berwarna cerah akan lebih banyakmemantulkan sinar.
j.        Sifat permukaan, daratan lebih cepat menerima panas daripada lautan.
k.      Keadaan awan pada waktu penyinaran
l.        Penyinaran matahari ke permukaan bumi melalui proses yang panjang. Sinar matahari ketika melalui lapisan atmosfer mengalami proses penghambatan, antara lain absorbsi, refleksi, dan pemencaran. Beberapa penghambat sinar matahari yang mencapai bumi salah satu diantaaranyaa aadaalah awan. Oleh karena itu, dapat dirasakan bahwa pada saat matahari bersinar terik, suatu tempat yang terlindung awan temperatur udaranya akan lebih rendah jika dibandingkan dengan tempat lainnya yang mendapatkan penyinaran secara langsung.
Udara itu bersifat diatermen, artinya dapat melewatkan panas matahari. Sifat diatermen terdapat pada udara murni. Udara dapat menjadi panas karena proses konveksi, adveksi, turbelensi, dan konduksi.
B.     Suhu Udara
            Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1o C.
Matahari merupakan salah satu sumber panas di permukaan bumi. Permukaan atmosfer menerima enegi sebesar 1,94 kalori/menit setiap cm2 yang terdiri atas sinar UV, sinar inframerah dan sinr cahaya. Hal inilah yang mrnyebabkan permukaan suhu udara di prmukaan bumi, yaitu banyak sedikitnya sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi.
Catatan suhu pada termograf dan temperatur dapat mununjukkan adanya perubahan suhu udara sepanjang hari. Suhu tertiggi biasanya terjadi pada jam satu atau dua siang dan suhu terendah terjadi pada jam empat atau jam lima pagi. Angka derajat panas sepanjang hari dirata-rataka, sehingga kita memproleh suhu tertentu yang disebut suhu harian. 

C.    Curah Hujan
            Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan.
a.       Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
b.      bentuk medan/topografi
c.       arah lereng medan
d.      arah angin yang sejajar dengan garis pantai
e.       jarak perjalanan angin di atas medan datar
Alat penakar curah hujan adalah fluviograf. Curah hujan dicatat setiap 24 jam dan dinyatakan dalam milimeter atau inci. Alat penakar hujan ini harus diletakkan di tempat terbuka sehingga tidak ada air yang masuk yang berasal dari tumbuhan atau bangunan disekitarnya.
Garis-garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang sama curah hujannya disebut isohyet . banyak sedikitnya curah hujan di Indonesia bergantung pada hal-halberikut :
1.      Kelembaban udara
Kelembaban udara di indonesia selalu tinggi yaitu diatas 60%. Kelembaban udara yang tinggi memungkinkan turunnya hujan
2.      Topografi
      Daerah pegunungan akan memaksa udara naik untuk dapat melintas pegunungan, hal ini akan mengakibatkan suhu udara turun. Dengan turunnya suhu udara tersebut kemampuannya untuk mengandung uap air juga turun sehingga turunlah hujan dilereng pegunungan yang disebut hujan orografi.
3.      Arah dan kecepatan angin
      Jika arah angin sejajr dengan garis pantai, suhu tidak berubah sehingga hujan tidak jatuh pada daerah tersebut
4.      Suhu
Suhu udara di indonesia selalu tinggi karena teerletak di daerah lintang rendah, selalu dilalui oleh lintasan daerah konvergensi amntar tropik (dkat). Daerah yang dilalui oleh dkat memiliki suhu udara yang tertinggi dari daerah sekitarnya dan mengakibatkan terjadinya hujan konveksi. Dkat bergeser ke utara dan ke selatan sejalan dengan pergeseran matahari



5.      Arah lereng medan
            Lereng yang menghadap,angin akan menerima hujan lebih banyak daripada lereng yang membelakangi arah angin, misalnya kota palu disulawesi tengah
            Pola umum curah hujan di indonesia adalah sebagai berikut :
a.       Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan lebih banyak daripada pantai timur
b.      Pulau Jawa, bali, NTB dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang berderet sehingga jumlah hujan lebih banyak disebelah barat
c.       Pada ketinggian 600 m - 900 m, jumlah hujan akan bertambah
d.      Di daerah pedalaman hujan jatuh pada musim pancaroba, yaitu bulan maret sampai april dan september sampai oktober.
e.       Jumlah hujan maksimum sesuai dengan letak dkat
f.       Sulawesi selatan bagian timur, sulawesi tenggara maluku tengah memanjang karena daerah pantai umumnya sebagian materinya adalah pasir
Pada musim kemarau, hujan selalu ditunggu-tunggu kedatangannya, karena hujan adalah unsure cuaca/iklim yang penting. Dengan adanya hujan maka persediaan air di permukaan tanah akan bertambah lagi sehingga air akan terpenuhi. Hujan berasal dari penguapan baik dari tubuh perairan atau tanaman yang kemudian mengalami pengangkatan dan terjadilah pendinginan. Dengan adanya pendinginan maka uap air akan berubah menjadi titik-titik air yang disebut dengan proses kondensasi. Apabila jumlahnya sudah banyak maka setiap turun ke permukaan tanah sebagai hujan.
Jumlah curah hujan yang jatuh di permukaan tanah dinyatakan dalam satuan millimeter. Jumlah curah hujan 1mm menunjukkan tebal air hujan yang jatuh di permukaan air tanah 1mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer.





D.      Kelembapan Udara
Kelembapan adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara, Udara yang kita hirup setiap hari mengandung unsur air yang berupa uap air. Udara yang mengandung uap air sebanyak kemampuannya disebut udara jenuh. Tingkat kebasahan udara dalam meteorologi disebut dengan istilah kelembaban atau kelengasan udara. Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air yang ada dalam udara. Kelembaban udara dapat juga disebut sebagai tingkat kebasahan udara. Kelembaban udara di suatu tempat dengan tempat yang lainnya tidak saama, artinya ada suatu tempat yan g kelembabannya tinggi dan aada pula yaang kelembabannyaa rendah. 
Kelembaban udara dapat di bedakan menjadi tiga maacam, yaitu kelembaban mutlak (absolut) dan kelembaban relatif (nisbi), dan kelembaban spesifik. dalam kelembapan dikenal beberapa istilah, seperti:
  1. Kelembapan mutlak adalah massa uap air yang berada dalam suatu satuan udara, yang dinyatakan dalam gram/m3. Kelembapan mutlak atau absolut, adalah jumlah uap air yang terdapat dalam udara. Misalnya, dinyatakan dalam jumlah gram uap air tiap-tiap 1 cm2. udara di suatu ruangan memiliki suhu udara 210C, dan tiap 1 cm2 udara pada ruangan tersebut mengandung uap air sebesar 14,4 gram. Kadar kelembaban  udara di atmosfer dapat berubah-ubah, hal ini dapat dipengaruhi oleh naik dan turunnya suhu udara di sekitarnya yang berkaitan dengan penguapan.
  2. Kelembapan spesifik, merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan massa udara, yang dinyatakan dalam gram/kilogram. Kelembaban spesifik adalah berat uap air per satuan berat udara (termasuk berat uap airnya). Kelembaban ini pada umumnya dinyatakan dalam gram air per kilo gram udara.
  3. Kelembapan relatif, merupakan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dikandung udara pada temperature tertentu, yang dinyatakan dalam %. Angka kelembapan relatif dari 0-100% di mana 0% artinya udara kering, sedang 100% artinya udara jenuh dengan uap air di mana akan terjadi titik air. Kelembapan relatif atau nisbi adalah perbandingan jumlah uap air yang ada dalam udara dengan jumlah maksimum uap air yang dapat ditampung oleh udara pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen.

E.     Tekanan Udara
Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan  luas tertentu, misalnya 1 cm2. satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), melimeter kolom air raksa (mm Hg), atau milibar (mbar). Tekanan udara patokan (sering juga disebut temanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bimi pada garis lintang 45o dan suhu  0o C. besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1 atm ini setara dengan  tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan, selain dengan  atm atau mm Hg, juga dapat dan sering pula dinyatakan dalam satuan kg/m2, lb/inci2 (satuan ini umum digunakan dibeberapa Negara barat, disingkat dengan  psi, berasal dari pound persquareinch, bar, dan Pa (singkatan dari pascal).
Tekanan udara sendiri lahir sebagai akibat samping dari gaya tarik Bumi (gravitasi) terhadap molekul-molekul udara di atmosfir. Temuan akan adanya tekanan udara ini sudah sejak abad ke-17. Ketika itu ditemukan fakta baru bahwa pada kenyataannya udara itu memiliki berat. Evangelista Torricelli, salah seorang ilmuwan penemu tekanan udara mengatakan, "Manusia sepertinya tinggal di dasar samudera udara." Gravitasi Bumi berfungsi menarik udara, dan gaya tarik ini menghasilkan apa yang disebutnya sebagai "tekanan udara" yang kemudian dikenal pula sebagai tekanan atmosfir. Tarikan gravitasi Bumi dan himpitan massa udara inilah yang kemudian menghasilkan tekanan sebesar satu kilogram per cm2 itu.
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udara pun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udar dapat di ukur dengan menggunakan barometer, Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur. Barometer umum digunakan, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca yang "bersahabat. Tekanan atmosfer adalah  pada titik manapun di. Umumnya, tekanan atmosfer hampir sama yang disebabkan oleh  di atas titik pengukuran. dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi) dan tekanan rendah). Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih sedikit di atas lokasinya, di mana sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli ( 1643). Alat yang di gunakan adalah barometer raksa. Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Satuan ukuran tekanan udara adalah millibar (mb).
Tekanan udara di pengaruhi oleh suhu, dimana suhu di daerah tropis menunjukkan fluktuasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu jika udara di kawasan tropis relative konstan. Tekanan udara yang tidak berfluktuasi secara nyata ini  yang menyebabkan kecepatan angindi kawasan dekat garis ekuator seperti halnya Indonesia pada umumnya menjadi relative lemah. Daerah dengan tekanan udara yang sama di hubungkan dengan garis isobar Diwilayah Indonesia garis isobar secara umum akan paralel dengan garis kontur rupa bumi.
F.     Angin
Angin adalah udara yang berpindah akibat adanya tekanan udara, secara umum angina di permukaan bumi dibagi atas 3 yaitu :
1.      Daerah dekat ekuator/khatulistiwa disebut daerah doldrums atau daerah yang paling tenang. Berarti tidak terjadi angina kencang. Daerah ini mempunyai angina tenang kecuali dengan adanya pengaruh angina-angin local. Daerah ini disebut juga wilayah konvergensi intertropika (ITCZ) atau Intertropika Convergensi Zone, daerah ini mempunyai tekanan yang endah dan disinilah terjadi pembentukan awan nkumulus.
2.      Lokasi dekat 300 LU/LS dusebut daerah lintang  kuda (horse latitud). Disebut lintang kuda karena pada masa lalu, kapal-kapal dari benua eropa yang hendak mencari dunia baru, mereka melewati angin pasat, dan untuk mengurangi beban kapalnya, mereka membuang muatannya berupa (kuda) di laut.
3. Daerah yang letaknya dekat  600  Lu disebut front kutub. Untuk belahan  bumi utara, 600 LU ini berpindah-pindah karena adanya peredaran semu matahari, sedangkan untuk 600 LS senantiasa tidak berpindah-pindah karena adanya sifat Fisis.
Di Indonesia yang secara geografis terletak di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera serta letak matahari yang berubah setiap enam bulan berada di utara dan enam bulan berada di selatan khatulistiwa, maka angin passat tersebut mengalami perubahan menjadi angin muson (angin musim) barat dan angin muson timur.
a. Angin Muson Barat
Angin muson barat berhembus pada bulan Oktober - April, matahari berada di belahan bumi selatan, mengakibatkan belahan bumi selatan khususnya Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari daripada benua Asia. Akibatnya di Australia bertemperatur tinggi dan tekanan udara rendah (minimum). Sebaliknya di Asia yang mulai ditinggalkan matahari temperaturnya rendah dan tekanan udaranya tinggi (maksimum).
Oleh karena itu terjadilah pergerakan angin dari benua Asia ke benua Australia sebagai angin muson barat. Angin ini melewati Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta Laut Cina Selatan. Karena melewati lautan tentunya banyak membawa uap air dan setelah sampai di kepulauan Indonesia turunlah hujan. Setiap bulan November, Desember, dan Januari Indonesia bagian barat sedang mengalami musin hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi.
b. Angin Muson Timur
Angin muson timur berhembus setiap bulan April - Oktober, ketika matahari mulai bergeser ke belahan bumi utara. Di belahan bumi utara khususnya benua Asia temperaturnya tinggi dan tekanan udara rendah (minimum). Sebaliknya di benua  Australia yang telah ditinggalkan matahari, temperaturnya rendah dan tekanan udara tinggi (maksimum). Terjadilah pergerakan angin dari benua Australia ke benua Asia melalui Indonesia sebagai angin muson timur. Angin ini tidak banyak menurunkan hujan, karena hanya melewati laut kecil dan jalur sempit seperti Laut Timor, Laut Arafuru, dan bagian selatan Irian Jaya, serta Kepulauan Nusa Tenggara. Oleh sebab itu, di Indonesia sering menyebutnya sebagai musim kemarau.
Di antara kedua musim, yaitu musim penghujan dan kemarau terdapat musim lain yang disebut Musim Pancaroba (Peralihan). Peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau disebut musim kemareng, sedangkan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan disebut musim labuh.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba (peralihan), yaitu antara lain udara terasa panas, arah angin tidak teratur, sering terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat dan lebat.
c. Angin Lokal
Selain angin muson barat dan timur juga terdapat angin lokal. Angin ini bertiupsetiap hari, seperti angin darat, angin laut, angin lembah dan angin gunung.
1) Angin Darat dan Angin Laut
Angin ini terjadi di daerah pantai yang diakibatkan adanya perbedaan sifat daratan dan lautan. Pada malam hari daratan lebih dingin daripada lautan sehingga di daratan merupakan daerah maksimum yang menyebabkan terjadinya angin darat. Sebaliknya, pada siang hari terjadi angin laut. Perhatikan gambar 20. Kedua angin ini banyak dimanfaatkan oleh para nelayan tradisional untuk menangkap ikan di laut. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat, para nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut, para nelayan pulang dari penangkapannya.

2) Angin Lembah dan Angin Gunung
Pada siang hari puncak gunung lebih cepat menerima panas daripada lembah yang dalam keadaan tertutup. Puncak gunung tekanan udaranya minimum dan lembah tekanan udaranya maksimum. Karena keadaan ini maka udara bergerak dari lembah menyusur lereng menuju ke puncak gunung. Angin dari lembah ini disebut angin lembah.


G.    Awan

Awan adalah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang  terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang menempel di permukaaan bumi di sebut kabut.
Para ahli sains telah mempelajari berbagai macam awan dan mengerti bahwa awan yang menimbulkan hujan (awan hujan) dibentuk menurut sistem yang tertentu dan melalui tahapan-tahapan yang tertentu pula yang terhubung dengan model angin dan mendung yang tetap.
Salah satu dari awan yang menimbulkan hujan adalah yang disebut dengan 'awan cumulonimbus' yang berhubungan dengan badai guruh (lihat gambar). Ahli meteor (meteorologis) telah mempelajari bagaimana awan cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan ini menghasilkan hujan, hujan es dan kilat. Mereka menemukan bahwa awan cumulonimbus pergi melalui beberapa tahap berikut untuk menghasilkan hujan:
1)  Awan didorong oleh angin: Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika angin mendorong beberapa bagian kecil dari awan (kumulus) menuju daerah di mana awan-awan berkumpul.
2)  Penggabungan: Kemudian awan yang kecil bergabung bersama membentuk awan yang lebih besar.

3) Penumpukan: Ketika awan yang kecil bergabung bersama, di dalam awan yang lebih besar meningkat. yang dekat dengan pusat awan lebih kuat dari pada updraft yang ada di tepi. Updraft ini menyebabkan tubuh awan berkembang secara vertikal (ke atas), maka awan-awan bertumpuk-tumpuk. Perkembangan secara vertikal ini menyebabkan tubuh awan merentang kepada daerah-daerah yang lebih dingin dari atmosfer di mana tetesan hujan dan butiran es terbentuk dan mulai berkembang makin besar. Ketika tetesan air dan butiran es ini menjadi beban yang sangat berat bagi updraft, mereka mulai jatuh dari awan sebagai hujan, butiran es, dan sebagainya.

Ahli meteorologi mengetahui detail dari pembentukan awan, struktur, dan fungsinya baru-baru ini saja dengan menggunakan peralatan seperti pesawat, satelit, komputer, balon udara, dan sebagainya untuk menyelidiki tentang angin dan arahnya, untuk mengukur kelembaban dan variasinya, dan untuk menentukan level dan variasi tekanan atmosfer.
A.    Presipitasi
Presipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya. Presipitasi(curahan)atau turunnya air dari atmosfir ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda, curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang. Peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk dari uap air di atmosfer menjadi curah hujan sebagai akibat kondensasi. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju dan hujan batu (hail) yang berasal dari kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak menggelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian jenuh air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya. Dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari kondensasi uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut (terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan dan penambahan uap air.
B.     Evaporasi

Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasilainnyaa oleh proses fisik. Duau nsur utama untuk berlangsungnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan air. Sebagian radiasi gelombang pendek matahari akan diubah menjadi energi panas di dalam tanaman, air, dan tanah. Energi panas tersebut akan menghangatkan udara sekitarnya. Proses fisik yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dan zat cair menjadi gas yang berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut. Oleh karenanya, kondisi fisik yang berpengaruh laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alaiah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut :
a.       Panas diperlukan untuk berlangsungnya perubahan bentuk dari zat cair ke gar dan secara alamiah matahari menjadi sumber energi panas. Energi panas tidak tampak pada proses evaporasi, dating sebagai energi panas gelombang pendek dan energi panas gelombang panjang
b.      Suhu udara, permukaan bidang penguapan (air, vegetasi dan tanah) energi panas yang berasal dari matahar adalah faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung besarnya evaprasi. Makin tinggi suhu udara di atas permukaan bidang penguapan, main gampag terjadi perubahan bentuk dari  zat cair menjadi gas. Dengan demikian, laju evaporasi menjadi lebih besar di daerah tropis daripada beriklim sedang
c.       Kapasitas kadar air dalam uadara juga di pengaruhi secara langsung oleh tinggi rendahnya suhu di tempat tersebut. Besarnya kadar air dalam udara di suatu tempat di tentukan oleh tekanan uap air yang ada di tempat tersebut. Proses evaporasi tergantung pada saturation deficit di udara atau jumlah uqap air yag dapat di serap oleh udara sebelum udara tersebut menjadi jenuh
d.      Ketika proses penguapan berlangsung, udara di atas permukaan penguapan secara bertahap menjadi lebih lembab, sampai pada tahap ketika udara menjadi jenuh dan tidak mampu untuk menampung uap air lagi. Tapi, bila udara diatas permukaan bidang penguapan tersebut berpindah ke tempat lain akibat beda tekanan udara, jumlah air yang di uapkan dari bidang penguapan tersebut akan bertambah lagi.
e.        Sifat alamiah bidang permukaan penguapan akan mempegaruhi proses evaporasi melalui perubahan pola perilaku angin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© 2016 Blogger Template powered by Blogger.com | |