BAB I
PENDAHULUAN
A.
Dasar Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktikum Mata Kuliah Kartografi
didasarkan pada Kurikulum 1994 yang dialokasikan pada semester genap, jumlah
jam praktikum disediakan waktu sebanyak 48 jam atau setara dengan tiga hari
kerja lapang.
B.Latar Belakang
Kartografi adalah seni,ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan
peta ,sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen dokumen ilmiah dan hasil
karya seni(ICA,1973)Tujuan Kartografi ialah mengumpulkan dan menganalisis data
serta pengukuran-pengukuran dari variasi pola permukaan bumi dan menyajikannya
secara grafis dengan skala diperkecil sehingga elemen dari pola tadi dapat
ditampilkan dengan jelas terlihat.
Peta (map) berasal dari bahasa Yunani “mappa”,
artinya taplak atau kain penutup meja. Pada awalnya peta hanya menggambarkan
kenampakan nyata yang ada di permukaan bumi. Sejalan dengan perkembangan dunia
ilmu pengetahuan, saat ini peta digunakan pula untuk menggambarkan hal-hal yang
bersifat abstrak dan benda angkasa.Peta adalah gambaran konvensional pola-pola
permukaan bumi yang dilihat dari atas dan padanya ditambahkan
tulisan-tulisan untuk identifikasi (Raisz, 1970).
Dalam pembuatan peta dibutuhkan data
untuk menggambar peta .namun ,membutuhkan proses yang dapat menunjang pembuatan
tersebut dengan melakukan observasi ke lapangan.pada pengamatan tersebut
dibutuhkan pula alat alat penelitian yang dapat membantu kita dalam melakukan
pengamatan pada daerah lengkese yaitu 1).theodolit tradisioanal yang terdiri
dari kompas,rollmeter,dan klinometer.2).theodolit manual dan.3).theodolit
digital.
Oleh karena itu,perlu pula kita
mempelajari ,mengenal dan mengetahui prinsif kerja dan cara menggunakan
theodolit untuk mempermudah kita dalam melakukan pengamatan di lapangan sehingga
di peroleh data data yang dapat membantu kita untuk mendeskripsikan arah jalan
maupun kemringan lereng pada daerah terssebut.
C.Tujuan Praktikum
Lapang
- Tujuan Umum
a.
Melatih mahasiswa dalam memahami cara-cara pengukuran lapang dengan
menggunakan alat non optik dalam hal ini adalah kompas.klinometer, dan rol meter.
b.
Melatih mahasiswa dalam memahami cara pengukuran lapang dengan menggunakan
alat optik dalam hal ini adalah theodolit dan menggunakan peta dari hasil
pengukuran.
- Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada praktek lapang yaitu mahasiswa :
a.
Terampil menggunakan kompas, klinometer, rolmeter ,
serta theodolit untuk pengukuran
lapang.
b.
Terampil menggambar peta berdasarkan hasil ukuran lapang dengan menggunakan
kompas,Klinometer, rol meter dan
teodolit.
c.
Terampil melakukan shooting dan ploting di lapangan untuk menggambar peta
d.
Terampil mengaplikasikan metode pengukuran lapang dalam menyusun
perencanaan pemetaan di lapangan.
e.
Terampil menggunakan alat ukur lapang (theodolit) guna mengambil data untuk
pembuatan peta.
f.
Dapat mengolah data hasil pengukuran lapang.
g.
Terampil menggambar peta dasar dan peta tata guna lahan dari hasil
pengukuran theodolit, kompas, rol meter,Klinometer,shooting dan plooting.
DLokasi Praktikum
Sesuai tujuan dan jenis pengukuran yang akan
dilatihkan, maka lokasi praktikum mengambil tempat yaitu di Dusun Lengkese Desa manimbahoi Kecematan Parigi Kabupaten Gowa.
E.Waktu Pelaksanaan
Praktikum lapang ini direncanakan akan dilaksanakan
pada tanggal (3 hari kerja lapang).
F;.Alat dan Bahan
yang Digunakan
- Alat yang Digunakan
a.
Alat ukur tanah (teodolit) 2 unit
b.
Kompas lensa 2 buah
c.
Kompas geologi 1 buah
d.
Busur derajat 1
buah
e.
Payung alat ukur 1
bulan
f.
Papan alas 1 buah
g.
Peta topografi lokasi 1
lembar
h.
Roll meter 1
buah
i.
GPS 1
buah
j.
Klinometer 1 buah
- Bahan yang Digunakan
a.
Kertas Grafik 6 meter
b.
Karton manila 1
lembar
c.
Pensil 2 H 1 buah
d.
Pulpen 1
buah
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Alat dan Bahan
1.Theodolit
Digital
Theodolit
terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas.
Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu tabung dan plat
yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu rambu yang
dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu ini adalah sumbu
tegak atau sumbu pertama (S1). Di atas S1 diletakkan lagi
plat yang berbentuk lingkaran yang berjari-jari lebih kecil daripada jari-jari
plat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca yang
disebut nonius (N0). Suatu
nivo diletakkan pada atas plat nonius
untuk membuat sumbu tegak lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau
sumbu kedua (S2), pada S2 diletakkan plat berbentuk
lingkaran dan dilengkapi skala untuk pembacaan skala lingkaran. Pada lingkaran
tegak ini di tempatkan kedua nonius
pada penyangga S2.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada dua perbedaan
antara lingkaran mendatar dengan lingkaran vertikal. Untuk skala mendatar titik
harus ikut berputar bila teropong diputar pada S1 dan lingkaran
berguna untuk membaca skala sudut mendatar. Sedangkan lingkaran berskala
vertikal baru akan berputar bila teropong diputar terhadap S2.
Pembacaan ini digunakan untuk mengetahui sudut miring.
Cara penggunaan theodolit
digital :
1.
Cara seting optis
a.
Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada
lensa teropong untuk centering optis.
b.
Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan
ke tanah dan dikunci atau di kencangkan lagi.
c.
Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran.
d.
Mengatur salah satu nivo tabung dengan mengatur sekrup
pengatur nivo.
e.
Mengatur nivo tabung yang lain.
f.
Mengatur nivo teropong dengan sekrup pengatur nivo
teropong.
2. Cara penggunaan alat
a.
Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian melakukan centering optis ke atas.
b.
Menghidupkan display
dan atur sesuai keperluan.
c.
Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik
yang dikehendaki kemudian membaca pada display.
d.
Untuk membaca sudut vertikal, teropong diarahkan secara
vertikal dan kemudian dibaca pada display.
(Gambar Theodolit Digital)
Keterangan gambar theodolit
digital ( DT 20 ES ) :
1.
Nivo kotak
2.
Klem pengunci
3.
Penggerak halus
4.
Tempat battery
5.
Klem pengunci lingkaran horisontal
6.
Penggerak halus lingkaran horisontal
7.
Klem pengatur nivo tabung
8.
Handle /
pembawa
9.
Lensa okuler
10.
Klem pengatur fokus benang
11.
Tombol ON / OFF
12.
Nivo tabung
13.
Display
14.
Keyboard (
papan tombol )
15.
Plat dasar
Theodolit 0 (T0)
Pada dasarnya alat theodolit
konvensional sama dengan theodolit
digital, hanya pada alat ini pembacaan sudut azimuth dan sudut zenith
dilakukan secara manual. Theodolit 0
(T0) dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Bagian bawah terdiri atas
sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung, di atasnya terdapat alat pembaca nonius. Di tepi lingkaran terdapat alat
pembaca nonius. Bagian atas terdiri
dari bagian mendatar. Di atasnya terdapat teropong dilengkapi dengan
sekrup-sekrup pengatur fokus dan garis-garis bidik diagfragma.
Cara penggunaan theodolit
0 (T0) :
1.
Alat dipasang di atas patok. Untuk mengetahui as pesawat
tepat di atas patok atau belum, digunakan pendulum dan diusahakan ketelitiannya
3 mm. Jika alat belum tepat di atas patok, maka perlu digeser sehingga pendulum
tepat berada di atas patok.
2.
Sebelum digunakan alat diatur sedemikian rupa sehingga
alat berada dalam posisi mendatar. Pengaturan dilakukan dengan bantuan sekrup
pengatur instrumen dan nivo kotak. Setelah dilakukan pengaturan dengan tepat,
alat dapat digunakan.
Gambar
3.2. Theodolit Konvensional ( T0 )
Keterangan gambar theodolit
0 (T0) :
1.
Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya
2.
Ring pengatur lensa tengah
3.
Pengatur fokus benang silang
4.
Alat baca lingkaran vertikal/horisontal
5.
Lensa obyektif
6.
Klem vertikal teropong
7.
Penggerak halus teropong
8.
Klem alhidade
horisontal
9.
Penggerak halus horisontal
10.
Nivo kotak alhidade
horisontal
11.
Plat dasar instrumen
12.
Nivo tabung alhidade
horisontal
2. Kompas
A. Kompas Klinometer
Gambar-3.3 :
Kompas tipe Brunton
Kompas, klinometer, dan
“hand level” merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei,
dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan unsur-unsur struktur geologi.
Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut.
Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton
diperlihatkan dalam (Gambar -1). Yang terpenting diantaranya adalah :
1. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke
kutub utara magnet bumi (bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi
penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai deklinasi.
Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat
menunjuk posisi geografi yang benar maka “graduated circle” harus diputar.
Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian
mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu.
Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).
2. Lingkaran pembagian derajat (graduated
circle)
Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada
kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada
arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum
jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N)
dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar II.2)
3. Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya
kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar
kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala
(Gb. II.3A). Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.
membantu..
BalasHapusmembantu..
BalasHapusfitrygeografiunm.blogspot.com ada jga disini
BalasHapus