Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 13 Desember 2011

Lap.Lengkap Kartografi Dasar

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Dasar Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktikum Mata Kuliah Kartografi didasarkan pada Kurikulum 1994 yang dialokasikan pada semester genap, jumlah jam praktikum disediakan waktu sebanyak 48 jam atau setara dengan tiga hari kerja lapang.  
B.Latar Belakang
Kartografi adalah seni,ilmu pengetahuan dan teknologi tentang pembuatan peta ,sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen dokumen ilmiah dan hasil karya seni(ICA,1973)Tujuan Kartografi ialah mengumpulkan dan menganalisis data serta pengukuran-pengukuran dari variasi pola permukaan bumi dan menyajikannya secara grafis dengan skala diperkecil sehingga elemen dari pola tadi dapat ditampilkan dengan jelas terlihat.
Peta (map) berasal dari bahasa Yunani “mappa”, artinya taplak atau kain penutup meja. Pada awalnya peta hanya menggambarkan kenampakan nyata yang ada di permukaan bumi. Sejalan dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan, saat ini peta digunakan pula untuk menggambarkan hal-hal yang bersifat abstrak dan benda angkasa.Peta adalah gambaran konvensional pola-pola permukaan bumi  yang dilihat dari atas dan padanya ditambahkan tulisan-tulisan untuk identifikasi (Raisz, 1970).
Dalam pembuatan peta dibutuhkan data untuk menggambar peta .namun ,membutuhkan proses yang dapat menunjang pembuatan tersebut dengan melakukan observasi ke lapangan.pada pengamatan tersebut dibutuhkan pula alat alat penelitian yang dapat membantu kita dalam melakukan pengamatan pada daerah lengkese yaitu 1).theodolit tradisioanal yang terdiri dari kompas,rollmeter,dan klinometer.2).theodolit manual dan.3).theodolit digital.
Oleh karena itu,perlu pula kita mempelajari ,mengenal dan mengetahui prinsif kerja dan cara menggunakan theodolit untuk mempermudah kita dalam melakukan pengamatan di lapangan sehingga di peroleh data data yang dapat membantu kita untuk mendeskripsikan arah jalan maupun kemringan lereng pada daerah terssebut.
C.Tujuan Praktikum Lapang  
  1. Tujuan Umum
a.       Melatih mahasiswa dalam memahami cara-cara pengukuran lapang dengan menggunakan alat non optik dalam hal ini adalah kompas.klinometer, dan rol meter.
b.       Melatih mahasiswa dalam memahami cara pengukuran lapang dengan menggunakan alat optik dalam hal ini adalah theodolit dan menggunakan peta dari hasil pengukuran.   
  1. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada praktek lapang yaitu  mahasiswa :
a.       Terampil menggunakan kompas, klinometer, rolmeter , serta theodolit untuk pengukuran lapang.
b.       Terampil menggambar peta berdasarkan hasil ukuran lapang dengan menggunakan kompas,Klinometer, rol meter dan teodolit.
c.       Terampil melakukan shooting dan ploting di lapangan untuk menggambar peta
d.       Terampil mengaplikasikan metode pengukuran lapang dalam menyusun perencanaan pemetaan di lapangan.
e.       Terampil menggunakan alat ukur lapang (theodolit) guna mengambil data untuk pembuatan peta.
f.        Dapat mengolah data hasil pengukuran lapang.
g.       Terampil menggambar peta dasar dan peta tata guna lahan dari hasil pengukuran theodolit, kompas, rol meter,Klinometer,shooting dan plooting.
DLokasi Praktikum
Sesuai tujuan dan jenis pengukuran yang akan dilatihkan, maka lokasi praktikum mengambil tempat yaitu di Dusun Lengkese Desa manimbahoi Kecematan Parigi Kabupaten Gowa.


E.Waktu Pelaksanaan
Praktikum lapang ini direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal                       (3 hari kerja lapang).
F;.Alat dan Bahan yang Digunakan
  1. Alat yang Digunakan
a.       Alat ukur tanah (teodolit)                               2 unit
b.       Kompas lensa                                             2 buah
c.       Kompas geologi                                           1 buah
d.       Busur derajat                                               1 buah 
e.       Payung alat ukur                                          1 bulan
f.        Papan alas                                                  1 buah
g.       Peta topografi lokasi                                    1 lembar
h.       Roll meter                                                   1 buah
i.         GPS                                                           1 buah
j.         Klinometer                                                   1 buah
  1. Bahan yang Digunakan
a.       Kertas Grafik                                               6 meter  
b.       Karton manila                                              1 lembar 
c.       Pensil 2 H                                                   1 buah
d.       Pulpen                                                        1 buah


BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Alat dan Bahan

1.Theodolit Digital
Theodolit terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Bagian bawah terdiri dari skrup penyetel yang menyangga suatu tabung dan plat yang berbentuk lingkaran. Bagian tengah terdiri dari suatu rambu yang dimasukkan ke dalam tabung, dimana pada bagian bawah sumbu ini adalah sumbu tegak atau sumbu pertama (S1). Di atas S1 diletakkan lagi plat yang berbentuk lingkaran yang berjari-jari lebih kecil daripada jari-jari plat bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca yang disebut nonius (N0). Suatu nivo diletakkan pada atas plat nonius untuk membuat sumbu tegak lurus. Bagian atas terdiri dari sumbu mendatar atau sumbu kedua (S2), pada S2 diletakkan plat berbentuk lingkaran dan dilengkapi skala untuk pembacaan skala lingkaran. Pada lingkaran tegak ini di tempatkan kedua nonius pada penyangga S2.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada dua perbedaan antara lingkaran mendatar dengan lingkaran vertikal. Untuk skala mendatar titik harus ikut berputar bila teropong diputar pada S1 dan lingkaran berguna untuk membaca skala sudut mendatar. Sedangkan lingkaran berskala vertikal baru akan berputar bila teropong diputar terhadap S2. Pembacaan ini digunakan untuk mengetahui sudut miring.
Cara penggunaan theodolit digital :
1.    Cara seting optis
a.    Alat diletakkan di atas patok, paku payung terlihat pada lensa teropong untuk centering optis.
b.    Pengunci kaki statif dikendurkan, kaki statif ditancapkan ke tanah dan dikunci atau di kencangkan lagi.
c.    Gelembung nivo diatur berada tepat pada tengah lingkaran.
d.    Mengatur salah satu nivo tabung dengan mengatur sekrup pengatur nivo.
e.    Mengatur nivo tabung yang lain.
f.      Mengatur nivo teropong dengan sekrup pengatur nivo teropong.
2. Cara penggunaan alat
a.    Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian melakukan centering optis ke atas.
b.    Menghidupkan display dan atur sesuai keperluan.
c.    Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang dikehendaki kemudian membaca pada display.
d.    Untuk membaca sudut vertikal, teropong diarahkan secara vertikal dan kemudian dibaca pada display.

(Gambar Theodolit Digital)
Keterangan gambar theodolit digital ( DT 20 ES ) :
1.       Nivo kotak
2.       Klem pengunci
3.       Penggerak halus
4.       Tempat battery
5.       Klem pengunci lingkaran horisontal
6.       Penggerak halus lingkaran horisontal
7.       Klem pengatur nivo tabung
8.       Handle / pembawa
9.       Lensa okuler
10.   Klem pengatur fokus benang
11.   Tombol ON / OFF
12.   Nivo tabung
13.   Display
14.   Keyboard ( papan tombol )
15.   Plat dasar

Theodolit 0 (T0)
Pada dasarnya alat theodolit konvensional sama dengan theodolit digital, hanya pada alat ini pembacaan sudut azimuth dan sudut zenith dilakukan secara manual. Theodolit 0 (T0) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah. Bagian bawah terdiri atas sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung, di atasnya terdapat alat pembaca nonius. Di tepi lingkaran terdapat alat pembaca nonius. Bagian atas terdiri dari bagian mendatar. Di atasnya terdapat teropong dilengkapi dengan sekrup-sekrup pengatur fokus dan garis-garis bidik diagfragma.
Cara penggunaan theodolit 0 (T0) :
1.    Alat dipasang di atas patok. Untuk mengetahui as pesawat tepat di atas patok atau belum, digunakan pendulum dan diusahakan ketelitiannya 3 mm. Jika alat belum tepat di atas patok, maka perlu digeser sehingga pendulum tepat berada di atas patok.
2.    Sebelum digunakan alat diatur sedemikian rupa sehingga alat berada dalam posisi mendatar. Pengaturan dilakukan dengan bantuan sekrup pengatur instrumen dan nivo kotak. Setelah dilakukan pengaturan dengan tepat, alat dapat digunakan.

Gambar 3.2.  Theodolit Konvensional ( T0 )
Keterangan gambar theodolit 0 (T0)  :
1.       Plat dinding pelindung lingkaran vertikal di dalamnya
2.       Ring pengatur lensa tengah
3.       Pengatur fokus benang silang
4.       Alat baca lingkaran vertikal/horisontal
5.       Lensa obyektif
6.       Klem vertikal teropong
7.       Penggerak halus teropong
8.       Klem alhidade horisontal
9.       Penggerak halus horisontal
10.   Nivo kotak alhidade horisontal
11.   Plat dasar instrumen
12.   Nivo tabung alhidade horisontal

2. Kompas
A. Kompas Klinometer
Gambar-3.3 : Kompas tipe Brunton
Kompas, klinometer, dan “hand level” merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan unsur-unsur struktur geologi. Kompas geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut.
Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton diperlihatkan dalam (Gambar -1). Yang terpenting diantaranya adalah :
1. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi (bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka “graduated circle” harus diputar.
Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).
2. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)
Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar II.2)
3. Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala (Gb. II.3A). Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.

3 komentar:

 
© 2016 Blogger Template powered by Blogger.com | |