Digital Elevation Model
(DEM) merupakan bentuk penyajian ketinggian permukaan bumi secara digital. (download di sini SRTM 90m DEM Data Sulawesi Selatan) Dilihat dari distribusi titik yang mewakili bentuk permukaan bumi dapat
dibedakan dalam bentuk teratur, semi teratur, dan acak. Sedangkan dilihat dari
teknik pengumpulan datanya dapat dibedakan dalam pengukuran secara langsung
pada objek (terestris), pengukuran pada model objek (fotogrametris), dan dari
sumber data peta analog (digitasi). Teknik pembentukan DEM selain dari
Terestris, Fotogrametris, dan Digitasi adalah dengan pengukuran pada model
objek, dapat dilakukan seandainya dari citra yang dimiliki bisa
direkonstruksikan dalam bentuk model stereo. Ini dapat diwujudkan jika tersedia
sepasang citra yang mencakup wilayah yang sama.
Terdapat beberapa
definisi tentang DEM, yaitu :
“DEM adalah teknik
penyimpanan data tentang topografi suatu terrain. Suatu DEM merupakan penyajian
koordinat (X, Y, H) dari titik-titik secara digital, yang mewakili bentuk
topografi suatu terrain.” [Dipokusumo dkk, 1983]
“Digital Elevation
Model (DEM) adalah representasi statistik permukaan tanah yang kontinyu dari
titik-titik yang diketahui koordinat X, Y, dan Z nya pada suatu sistem
koordinat tertentu.” [Petrie dan Kennie, 1991]
“DTM/DEM adalah suatu
set pengukuran ketinggian dari titik-titik yang tersebar di permukaan tanah.
Digunakan untuk analisis topografi daerah tersebut.” [Aronoff, 1991]
“DEM adalah suatu basis
data dengan koordinat X, Y, Z, digunakan untuk merepresentasikan permukaan
tanah secara digital.” [Kingston Centre for GIS,2002]
Dari beberapa defenisi
di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa semua defenisi tersebut merujuk pada
pemodelan permukaan bumi ke dalam suatu model digital permukaan tanah tiga
dimensi dari titik-titik yang mewakili permukaan tanah tersebut.
DEM terbentuk dari
titik-titik yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z). Permukaan tanah
dimodelkan dengan memecah area menjadi bidang-bidang yang terhubung satu sama
lain dimana bidang-bidang tersebut terbentuk oleh titik-titik pembentuk DEM.
Titik-titik tersebut dapat berupa titik sample permukaan tanah atau titik hasil
interpolasi atau ekstrapolasi titik-titik sample. Titik-titik sample merupakan
titik-titik yang didapat dari hasil sampling permukaan bumi, yaitu pekerjaan
pengukuran atau pengambilan data ketinggian titik-titik yang dianggap dapat
mewakili relief permukaan tanah. Data sampling titik-titik tersebut kemudian
diolah hingga didapat koordinat titik-titik sample.
Aplikasi Penggunaan DEM
DEM digunakan dalam
berbagai apllikasi baik secara langsung dalam bentuk visualisasi model
permukaan tanah maupun dengan diolah terlebih dahulu sehingga menjadi produk
lain. Informasi dasar yang diberikan DEM dan digunakan dalam pengolahan adalah
koordinat titik-titik pada permukaan tanah.
Informasi lain yang
dapat diturunkan dari DEM adalah :
�
Jarak pada relief atau bentuk permukaan tanah
�
Luas permukaan suatu area
�
Volume galian dan timbunan
�
Slope dan Aspect
�
Kontur
�
Profil
Contoh
aplikasi-aplikasi yang menggunakan DEM, yaitu :
�
Rekayasa teknik sipil
�
Pemetaan hidrografi
�
Pemetaan topografi
�
Pemetaan geologi dan geofisiska
�
Rekayasa pertambangan
�
Simulasi dan visualisasi permukaan tanah